Posyandu Bayi Balita dan Penyuluhan HIV-AIDS di Posyandu Anggrek Perumahan Marina Garden

Imunisasi adalah suatu proses untuk membentuk atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin (vaksinasi) ke dalam tubuh.

Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang wajib didapatkan oleh anak sesuai dengan usianya dan kondisi kesehatan anak. Dengan begitu, anak akan mendapatkan kekebalan awal secara aktif guna mencegah berbagai penyakit yang berisiko terjadi. 

Tujuan Imunisasi dasar pada anak merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit serius. Jika seorang anak telah menerima vaksinasi, maka tubuhnya akan lebih mampu menghadapi dan melawan infeksi. Selain bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak terhadap penyakit tertentu, imunisasi anak juga bermanfaat untuk masyarakat umum.

Berikut berbagai manfaat imunisasi dasar anak:

  • Imunisasi dapat menyelamatkan hidup anak di kemudian hari.
  • Sangat aman dan efektif dalam mencegah penyakit tertentu. 
  • Melindungi orang lain yang kamu sayangi.
  • Menghemat waktu dan uang. Sebab, waktu dan uang yang dikeluarkan untuk mengobati akan lebih banyak dibandingkan mencegahnya. 
  • Melindungi kesehatan generasi berikutnya. 

Jadwal Imunisasi Dasar Anak

Anak Usia 0- 6 bulan termasuk imunisasi wajib (Hepatitis B, Polio, BCG, Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT), Vaksin Hib, Vaksin Pneumokokus (PCV), vaksin rotavirus ).

Anak usia 6 – 12 bulan (Influenza, Campak, Mumps, Rubella (MMR), dan Japanese Encephalitis.

Anak Usia 12 -24 bulan, memasuki usia 1 tahun, anak tidak lagi mendapatkan imunisasi sebanyak sebelumnya (Varisela dan Hepatitis A )

Anak usia 2 – 18 tahun (Tifoid, Human Pappilomavirus(HPV) dan Dengue

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imunitas. Infeksi virus ini mampu menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda–benda asing di dalam tubuh yang pada tahap terminal infeksinya dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. Hubungan seksual sangat beresiko tinggi menularkan virus HIV, tetapi ada pasangan seksual penderita HIV yang tidak tertular virus HIV, mereka bisa disebut pasangan serodiskordant.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *